Bahasa Cina saat ini berpusat pada bahasa Mandarin dialek Beijing. Sebelumnya, bahasa Mandarin dialek Nanjing dipergunakan sejak sekitar jaman dinasti Qing hingga jaman RRT awal. Nama tempat pun banyak yang dialihaksarakan menurut dialek Nanjing sejak jaman tersebut oleh para pedagang Eropa.
Secara fonetis, dialek Nanjing ini dianggap lebih jelas dalam segi suara dan pembedaan arti. Salah satu sebabnya ialah perpindahan suara palatalisasi konsonan: g, k, s (k, kh, s) saat bertemu i/y- menjadi j, q, x (c, ch, sy). Sehingga, pembedaan suara dan arti menjadi tidak ada yang sebelumnya keenam konsonan tersebut dibedakan.
Dikarenakan faktor keumuman dan segi fonetis atau mungkin dapat pula semantis, maka penyebutan kota dan tempat di negara Cina umumnya merujuk pada dialek Nanjing ini yang dapat dilihat pada Chinese Postal Map Romanisation. Berikiut adalah daftar tempat di Cina untuk penggunaan dalam bahasa Jawa:
Beijing: Pekking
Nanjing: Nanking
Kanton: Kwangtung
*) beberapa nama tempat menggunakan ejaan bahasa dan dialek lokal lain selain Mandarin dialek Nanjing
Update terakhir: 20 Oktober 2018
No comments:
Post a Comment