Thursday 18 March 2021

Kata Kerja Bantu dan Aspek dalam bahasa Jawa

Têmbung Panulung lan Pisawang Wêktu

(Kata Kerja Bantu dan Aspek)

(Javanese Modal Verbs and Aspects)

Note: Aksara 'A' pada têmbung kriya seperti anumplak, alunga, dll dapat diabaikan pada percakapan (bahasa non-tulis).

Note: for full English version, click the link on the bottom of article.


Pertama, bahasa Jawa tidak memiliki apa yang biasa kita sebut dengan tenses bahasa (grammatical tenses). Tetapi, bahasa Jawa memiliki apa yang kita sebut sebagai Aspek. Singkatnya, Aspek membedakan secara mendasar apakah suatu kata kerja SUDAH/BELUM terjadi. Untuk memudahkan, penggunaan keterangan berupa tenses tetap diberikan untuk memudahkan pemahaman kita akan peletakan kata kerja dalam konteks waktu.


1) Wayah Saiki 🌇

(Waktu sekarang/Present Time)


a. Tanpa Têmbung Panulung (simple present)💝

Saat kita akan berkata mengenai kegiatan sehari-hari atau memberikan suatu pernyataan biasa, kita dapat menggunakan kata kerja TANPA têmbung panulung.


-) Aku amangan sêga.

ID: Saya memakan nasi.

EN: I eat food


-) Aku atuku roti sabên dina.

ID: Saya membeli roti setiap hari.

EN: I buy bread every day.


b.Lagi (present continuous) 💝


Saat kita akan berkata mengenai sesuatu yang sedang dilakukan atau dalam proses pengerjaan, kita dapat menggunakan têmbung panulung Lagi.


Bentuk: Lagi + têmbung kriya


-) Aku lagi angumbah klambi.

ID: Saya sedang mencuci baju.

EN: I’m washing the clothes.


-) Lagi angapa kowe?

ID: Sedang apa kamu?

EN: What are you doing?

 

2) Wayah Biyen 🌄

(Masa Lalu/Past)


a. Tanpa têmbung panulung (simple past) 💝


Karena dalam bahasa Jawa menggunakan Aspek maka kita dapat menyatakan sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu TANPA menggunakan têmbung panulung. Namun, kita dapat menggunakan kata keterangan untuk membuat waktu yang dimaksud lebih spesifik (jelas).


-) Simbahku angisahi gêlas.

ID: Kakek/Nenekku mencuci gelas.

EN: My grandparent washed the glasses.


-) Simbahku angisahi gêlas mau wêngi.

ID: Kakek/Nenekku mencuci gelas tadi malam. (lebih spesifik)

EN: My grandparent washed the glasses last night. (it’s more specific)


b.Wis (general past, present perfect) 💝


Saat kita akan berkata mengenai sesuatu yang telah terjadi atau sudah dilakukan, kita dapat menggunakan têmbung panulung Wis.


Bentuk: Wis + têmbung kriya


-) Aku wis alunga mênyang pasar.

ID: Saya sudah pergi ke pasar.

EN: I have gone to the market.


-) Pitike wis dipakani.

ID: Ayam(-nya/itu) sudah diberi pakan.

EN: The chicken has been fed.


Untuk membuat makna 'past perfect', kita dapat menggunakan kata keterangan untuk menjadikannya lebih spesifik (jelas).


-) Aku wis alunga mênyang pasar Sênen wingi.

ID: Saya sudah pergi ke pasar Senin lalu.

EN: I had gone to the market last Monday.


-) Dhek mau wêngi nalika aku wis angombe teh, adhiku anangis.

ID: Tadi malam saat saya meminum teh, adik saya menangis.

EN: Last night when I had drunk the tea, my younger sibling cried.


c.Bubar (immediate past) 💝


Saat kita ingin berkata mengenai sesuatu yang baru saja terjadi, kita dapat menggunakan têmbung panulung Bubar.


Bentuk: Bubar + têmbung kriya


-) Aku bubar amangan.

ID: Saya baru saja makan. (saya habis makan)

EN: I have eaten just now. (I just finished eating)


-) Aku lagi wae bubar alunga mênyang pasar.

ID: Saya baru saja (habis) pergi ke pasar. (penekanan lebih dengan kata keterangan)

EN: I have been gone to the market just now. (with emphasis by adverb)


3) Wayah Angarêp 🌅🌆

(Masa Depan/Future)


a.Bakal (general future, distant) 💝


Saat kita akan berkata mengenai sesuatu di masa depan atau sesuatu yang akan datang terutama apabila masih cukup jauh, kita dapat menggunakan têmbung panulung Bakal.


Bentuk: Bakal + têmbung kriya


-) Aku bakal bisa dolanan piyano.

ID: Saya akan dapat bermain piano (mungkin suatu hari nanti)

EN: I will be able to play piano. (maybe someday, who knows)


-) Aku bakal amangan bakmi ramen.

ID: Aku akan memakan mi ramen. (mungkin suatu hari nanti atau pada akhirnya nanti)

EN: I will eat the ramen noodle (maybe someday or eventually)


-) Mêngko, rotine bakal tak pangan.

ID: Nanti, rotinya akan saya makan. (atau pada akhirnya nanti)

EN: I will eat the bread later. (or eventually)


Untuk penggunaan Tanpa Têmbung Panulung, tentu saja bisa. Karena, bahasa Jawa tidak sungguh-sungguh memiliki tenses bahasa dan semuanya dapat dipahami melalui konteks dan intuisi pengguna. 

Banyak bahasa di Asia tidak menggunakan kata penting yang dianggap signifikan dalam memberitahukan makna/informasi tertentu dalam bahasa Inggris. Apabila kita ingin menjadikannya lebih spesifik (jelas) maka kita dapat pula memberikan kata keterangan sebagai tambahan.


-) Mêngko yen adhiku wis mangkat mênyang pawiyatan, tak telêpun maneh.

ID: Nanti apabila adik saya sudah berangkat ke sekolah, saya telepon kembali.

EN: I’ll call you again later when my younger sibling has gone to school.


-) Besuk/suk mben, omah iki sok wis dadi beda maneh.

ID: Suatu saat nanti, rumah ini mungkin sudah menjadi berbeda lagi.

EN: The house will be different (again) someday.

(or the house will have been different (again) someday.)


b.Arêp (future, intentional) 💝


Saat kita ingin berkata mengenai sesuatu yang akan kita lakukan di masa depan atau sudah direncanakan, kita dapat menggunakan têmbung panulung Arêp.


Bentuk: Arêp + têmbung kriya


-) Aku arêp alunga saka kene.

ID: Saya hendak pergi dari sini.

EN: i am going to go from here.


-) Aku arêp atelêpun kowe mêngko sore.

ID: Saya hendak menelepon kamu nanti sore.

EN: I am going to call you this afternoon/evening.


c.Ameh (near future) 💝

Saat kita ingin berkata mengenai sesuatu yang ingin kita lakukan dalam waktu yang sangat dekat (setelah kita mengatakannya), maka kita dapat menggunakan têmbung panulung Ameh.


Bentuk: Ameh + têmbung kriya


-) Aku ameh mangkat.

ID: Saya mau berangkat.

EN: I’m about to go.


-) Aku ameh aturu ing kasur.

ID: Saya mau tidur di kasur.

EN: I’m about to sleep on the bed.


-) Bar iki, kuwi ameh tak tulis.

ID: Setelah ini, hal yang itu mau saya tulis.

EN: I’m about to write that just after this.


Untuk menambah pemahaman, têmbung panulung Ameh dapat pula digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang hampir terjadi.


-) Gêlase ameh anumplak.

ID: Gelasnya hampir tertumpah (jatuh).

EN: The glass almost fall (in to the table).


-) Aku ameh añjiglok saka loteng têlu.

ID: Saya hampir terjatuh dari lantai tiga.

EN: I almost fell from the third floor.


Secara umum, kita dapat memahami dari konteks apakah têmbung panulung Ameh memiliki arti 'mau' atau 'hampir'.


Mungkin itu saja mengenai Kata Kerja Bantu dan Aspek dalam bahasa Jawa.

Apabila ada pertanyaan, silahkan memberikan komentar ya!! Terimakasih. 😊😊


That’s all about the Javanese tenses and aspects. If you have any question or suggestion, please message me. Thank you.


The English Version: